Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. 2Tim. 4:7.
John Stephen Akhwari (1938 - sekarang, di Mbulu, Tanganyika) adalah salah seorang atlit Olimpiade pada 1968 di Mexico City. Ia mewakili negaranya Tanzania untuk lomba maraton.
Kompetisi maraton Olimpiade telah berakhir dan telah diumumkan pemenang juara 1, 2 dan 3-nya. Namun, satu jam setelah pengumuman pemenang lomba maraton itu - di stadion itu hanya tersisa beberapa penonton, panitia penyelenggara yang sedang bersiap-siap meninggalkan stadion serta petugas house keeping yang sedang membersihkan stadion - John Stephen Akhwari memasuki stadion dengan lari terpincang-pincang, dengan kaki terbebat perban. Ia adalah peserta terakhir yang melewati garis finish.
John Stephen Akhwari mengakhiri kompetisi maraton jauh tertinggal dari ke-57 peserta yang telah mencapai garis finish lebih dahulu (dari total 74 peserta), karena ia terjatuh dan mengalami cidera pada sendi lututnya. Setelah ia mencapai garis finish, beberapa penonton, panitia dan wartawan bertepuk tangan dan memberi apresiasi untuk Akhwari.
Salah satu reporter bertanya mengapa ia terus berlari, ia hanya berkata, "Negara saya tidak mengirim saya sejauh 5.000 mil ke Mexico City untuk memulai perlombaan, mereka mengirim saya untuk menyelesaikan perlombaan."
Akhirnya, Akhwari mendapat gelar "A King Without Crown" (Raja Tanpa Mahkota). Dan pada perlombaan maraton di Commonwealth Games tahun 1970, ia mencapai garis finish urutan kelima. Nama Akhwari juga dipakai sebagai nama sebuah organisasi pelatihan atlit Tanzania untuk Olimpiade, John Stephen Akhwari Athletic Foundation. Akhwari diundang sebagai tamu kehormatan pada Olimpiade 2000 di Sydney, Australia. Ia juga sebagai duta goodwill dalam persiapan untuk Olimpiade 2008 di Beijing, China.
THINGS TO LEARN:
Suatu teladan yang luar biasa dari John Stephen Akhwari. Untuk memulai segala sesuatu itu mudah, tetapi bagaimana menyelesaikan sesuatu yang sudah dimulai itu tidak semudah yang kita bayangkan, apalagi ada problem atau tantangan di hadapan kita. Nah, yang terpenting adalah bagaimana sikap atau respon kita terhadap sesuatu yang sudah kita mulai dan menyelesaikannya dengan penuh tanggung jawab sampai kesudahannya. Sikap inilah yang perlu kita hargai.
Demikian pula dalam hal iman. Ada perlombaan iman yang wajib kita ikuti dan kita harus menyelesaikan perlombaan iman dengan tekun, seperti rasul Paulus mengajarkan kepada Timotius, yang merupakan murid dan juga rekan satu tim dalam pelayanannya, "Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi." 1Tim. 6:12. Hidup ini ibarat sebuah perlombaan/pertandingan, seperti tertulis dalam Ibr. 12:1, "... marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita." Yang dimaksudkan di sini adalah perlombaan iman.
Jadi marilah kita bersama-sama ikut dalam perlombaan iman yang telah Tuhan tetapkan, dengan mata yang selalu tertuju kepada-Nya. Dan ingat, bahwa akhir segala sesuatu itu lebih penting dari pada awal segala sesuatu. Jangan sampai kita menjadi ke-16 orang yang tidak menyelesaikan perlombaan maraton Olimpiade 1968 itu, mereka memulai perlombaan tersebut, namun mereka tidak pernah menyelesaikannya.
WISDOM WORDS:
Henry Wolmarans: "TUHAN ingin Anda berhasil, lebih dari pada keinginan Anda."
Ralph Boston: "Menjadi yang pertama melewati garis akhir menjadikan Anda pemenang hanya dalam satu tahapan kehidupan. Yang Anda perbuat setelah Anda melewati garis akhirlah yang benar-benar penting."
johannes_djing Ministry
Sumber:
Wikipedia
http://www.youtube.com/watch?v=Hq3rOMnLGBk
http://www.youtube.com/watch?v=xQRMBHArJu0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar