5 menit renungan

5 menit renungan

Senin, 26 Juli 2010

BUKTI KETAATAN

Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? (Roma 6:16).


Beberapa abad Sebelum Masehi, Alexander Agung menaklukkan hampir seluruh dunia, yang terkenal dengan kekuatan militer, kecerdikan dan diplomasinya. Suatu hari Alexander dan pasukan kecilnya mendekati sebuah kota yang terlindungi dengan tembok benteng yang kokoh. Alexander berdiri di luar benteng, dengan suara lantang meminta untuk bertemu dengan raja di kota itu. Raja menaiki benteng berdiri di atas para tentara penyerang, untuk mendengar tuntutan Alexander.

"Menyerahlah kepada saya segera!" perintah Alexander. Raja tertawa, "Mengapa saya harus menyerah kepada Anda?" ia berseru. "Pasukan kami jauh lebih banyak dari pasukanmu. Kalian mau menantang kami!"

Alexander siap untuk menjawab tantangan itu. "Saya akan tunjukkan mengapa Anda harus menyerah," jawabnya. Alexander lalu memerintahkan pasukkannya untuk berbaris membuat satu barisan. Mereka berjalan langsung menuju tembok dinding yang tinggi dan terjal itu dan memanjatnya.

Raja dan pasukannya melihat dan terkejut tidak mempercayainya, satu demi satu, pasukan Alexander berbaris tanpa ragu-ragu langsung memanjat tembok benteng untuk kematian mereka. Setelah sepuluh prajurit jatuh dan meninggal, Alexander memerintahkan seluruh anak buahnya untuk berhenti dan kembali ke sisinya.

Akhirnya, Raja dan pasukannya menyerah kepada Alexander Agung, karena melihat dedikasi pasukkan Alexander benar-benar bersedia berkorban nyawanya dan sangat taat kepada pimpinannya.


THINGS TO LEARN:

Kita membahas dari sisi positif pasukan Alexander Agung, yang taat kepada pemimpinnya, hingga sang raja dan pasukan musuh menyadari bahwa tidak akan bisa menghentikan suatu pasukan yang memdedikasikan seluruh hidupnya kepada pemimpin mereka. Kalau kita perhatikan pada masa sekarang jarang orang mau mati untuk suatu ketaatan. Apalagi mati karena ketaatan kepada pemimpinnya. Tetapi tidak sama dengan apa yang dilakukan oleh pasukan Alexander Agung. Pasukan Alexander berani mati untuk Alexander Agung.

Satu contoh yang bisa kita teladani dari Yesus adalah ketaatannya kepada sang BAPA. Dalam keadaannya sebagai manusia, Ia taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib (Flp. 2:8). Tidak gampang memang, tetapi bukan berarti tidak bisa. Pada saat Yesus taat kepada BAPA, ada banyak hal yang Dia alami. Dalam keadaannya sebagai manusia, Yesus harus mematikan keegoan-Nya. Dalam penderitaan yang Yesus tanggung, Dia menyerahkan kehendak-Nya sepenuhnya kepada BAPA. Walaupun sebenarnya Yesus ingin penderitaan ini lalu dari pada-Nya, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Mat 26:39).

Suatu pembelajaran yang sangat berharga. Di mana Yesus rela memberikan diri-Nya untuk sebuah ketaatan. Seharusnya ini juga menjadi motivasi bagi kita di manapun Tuhan tempatkan kita. Kalau Tuhan menempatkan kita sebagai seorang pelajar sudah seharusnya kita tunduk dan taat kepada guru kita. Kalau Tuhan tempatkan kita sebagai seorang anak, sudah sepantasnya kita menghormati dan mentaati orang tua kita. Kalau Tuhan tempatkan kita sebagai seorang pegawai dalam suatu perusahaan sudah sepatutnya kita menghargai dan mentaati pemimpin-pemimpin kita. Dan kalau kita menjadi anak-anak Tuhan sudah seharusnya kita taat kepada Dia yang berjaga-jaga atas jiwa kita, seperti tertulis, "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya." (Ibr. 13:17a). Artinya di manapun Tuhan menempatkan kita, maka kita harus belajar mentaati otoritas kita. Karena itulah yang Tuhan kehendaki bagi kita. Pertanyaannya, apakah kita mau melakukannya? Tidak mudah, memang, tetapi tidak ada kata terlalau sulit kalau kita mau melakukannya.


WISDOM WORDS:

Jend. George S. Patton: "Jika seseorang telah melakukan yang terbaik, apa lagi yang dibutuhkan?"
John C. Maxwell: "Sikap perorangan menentukan sikap dari kelompoknya."


johannes_djing Ministry


Sumber:
Wayne Rice - Hot Illustrations for Youth Talks

http://snippits-and-slappits.blogspot.com/2009/05/afghanistan-from-alexander-great-to_20.html
http://pc.gamespy.com/dor/objects/686905/alexander-the-great/images/alexander-the-great-20081215112403158.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar