Ketika kami tiba di Yerusalem, semua saudara menyambut kami dengan suka hati. Kis. 21:17.
Stefanus dan keluarganya adalah orang-orang yang pertama-tama bertobat di Akhaya, dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan orang-orang kudus....karena itu taatilah orang-orang yang demikian...karena mereka menyegarkan rohku dan roh kamu. Hargailah orang-orang yang demikian. 1Kor 16:15b-18.
Stefanus dan keluarganya adalah orang-orang yang pertama-tama bertobat di Akhaya, dan bahwa mereka telah mengabdikan diri kepada pelayanan orang-orang kudus....karena itu taatilah orang-orang yang demikian...karena mereka menyegarkan rohku dan roh kamu. Hargailah orang-orang yang demikian. 1Kor 16:15b-18.
Michael Broome seorang pembicara motivasi yang terkenal mengisahkan cerita ini dan diceritakan kembali oleh Alice Grey dalam bukunya "Stories For The Heart #2":
Seorang dokter misi telah mengabdikan dirinya selama 40 tahun sebagai dokter sekaligus mewartakan Kabar Baik di desa-desa yang masih primitif di Afrika. Namun, akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri pelayanannya. Ia mengirim telegram lebih dulu untuk memberitahukan bahwa ia akan pulang menggunakan kapal. Ia juga menginformasikan tanggal dan waktu kedatangannya.
Sementara ia menyeberangi lautan Atlantik, ia mengenang kembali tahun-tahun yang telah ia jalani dalam menyembuhkan orang-orang di Afrika, baik secara fisik maupun rohani. Kemudian pikirannya kembali membayangkan penyambutan besar-besaran yang pasti sedang menantinya di Amerika sebab ia belum pernah pulang selama 40 tahun itu.
Sementara kapal merapat di pelabuhan, hati pria tua itu menjadi begitu berbunga-bunga saat menyaksikan penyambutan kepulangannya yang telah dipersiapkan. Kerumunan orang banyak telah berkumpul. Spanduk besar terentang di situ dengan tulisan "Selamat Datang." Ketika pria itu menginjakkan kakinya di dermaga dan menantikan suara sorak-sorai, hatinya segera menjadi kecut. Tiba-tiba ia menyadari bahwa orang-orang itu tidak berkumpul untuk menyambut dirinya melainkan seorang bintang film yang juga turun dari kapal yang sama.
Ia menanti dalam kepedihan dan dengan hati yang terluka. Tak seorang pun datang untuk menyambutnya. Ketika kerumunan orang banyak itu sudah meninggalkan tempat, si pria tua itu menunggu sendirian. Ia menengadahkan wajahnya ke arah surga, lalu berkata, "Ya Tuhan, setelah bertahun-tahun saya menyerahkan hidup saya bagi sesama, apakah terlalu berlebihan jika sekarang saya mengharapkan satu orang - hanya satu orang saja - berada di sini untuk menyambut kepulangan saya?"
Dalam keheningan hatinya, sepertinya ia mendengar suara Allah berbisik kepadanya, "Kau belum pulang. Kalau kau pulang kepada-Ku, kau akan disambut."
THINGS TO LEARN:
Umumnya orang hanya menghargai suatu bentuk pekerjaan atau pelayanan yang tampil di atas panggung, yang penuh kepopuleran. Namun, banyak pekerjaan dan pelayanan Tuhan yang berada jauh di atas gemerlap panggung yang perlu juga mendapat penghargaan, seperti pelayanan di bidang pendoa syafaat, usher, sound system, accounting, guru-guru, pelayanan misi ke daerah-daerah terpencil dan lain sebagainya. Pelayanan mereka tidak begitu populer, namun Tuhan menghendaki kita untuk menghargai dan memberi 'recognize' juga kepada mereka.
Kita harus belajar seperti jemaat di Yerusalem, yang menyambut dengan sukacita para pekerja dan pelayanan Tuhan. Jemaat, rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem menghargai jerih payah para utusan Pekabar Injil (Kis. 15:4). Rasul Paulus pun mengingatkan jemaat di Korintus untuk menghormati dan menghargai Stefanus beserta keluarganya yang telah memberikan hidup untuk melayani jemaat di Korintus, seperti nats di atas. Menerima dan menghargai para pelayan Tuhan itu penting dalam kehidupan berjemaat.
Dalam kehidupan kekristenan kita, menerima, memandang dan menghargai orang lain sebagai seorang pribadi adalah hal yang sangat penting. Seperti Yesus yang memandang penting setiap pribadi orang, contoh: Yesus mau menyambut anak-anak kecil dalam Markus pasal 9 dan bahkan mau menerima seorang pemungut cukai yang penuh dosa, yang bernama Zakheus (Luk. 19:1-10). Yesus bisa saja menghiraukan Zakheus yang bertubuh pendek (tidak normal), namun saat Yesus melihatnya di atas pohon, lalu memanggil namanya dan bahkan mau menumpang di rumahnya.
Demikian pula dalam penerapan kehidupan sehari-hari, baik di rumah maupun di kantor, kita perlu belajar untuk menghargai para pekerja di lingkungan kita, mungkin mereka pekerja yang rendahan atau sebagai bawahan kita, tapi Tuhan menginginkan kita untuk menghargai dan memberi 'recognize' juga kepada mereka. Karena mereka juga membantu secara tidak langsung kesuksesan kita. Itu sebabnya penting bagi kita untuk menghargai orang lain. Ingat: kalau kita ingin dihargai, hargailah orang lain terlebih dahulu.
WISDOM WORDS:
Brennan Manning: "Seorang kristiani yang tidak semata-mata melihat, tetapi memandang pribadi orang lain berarti sedang menyampaikan bahwa ia menghargai orang tersebut sebagai pribadi, bukan sekedar suatu benda."
Donald Laird: "Bantulah orang lain untuk meningkatkan harga diri mereka. Kembangkan keterampilan Anda untuk membuat orang lain meras dirinya penting. Hampir tidak ada pujian lebih tinggi yang Anda dapat berikan kepada orang lain selain membantunya menjadi lebih berguna dan menemukan kepuasan karena merasa dirinya berguna."
johannes_djing Ministry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar