Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! Maz. 41:2.
Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Gal. 6:2.
Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Gal. 6:2.
Sepanjang hidupnya, Christopher James Greicius bermimpi untuk menjadi seorang perwira polisi. Tapi ia menghadapi hambatan yang sangat besar. Pada tahun 1980, waktu Chris Greicius berumur 7 tahun, ia sedang dirawat karena leukimia, dan diperkirakan takkan hidup lama.
Ketika itu seorang US Customs Officer, Tommy Austin, yang adalah teman baik ibu Chris, Linda Bergendahl-Pauling, ingin mengangkat semangat hidup Chris dan berjanji agar Chris sedekat mungkin dengan impiannya. Austin segera menghubungi Ron Cox, seorang petugas polisi di "Arizona Department of Public Safety" (DPS), dan mengatur bersama-sama agar impian Chris dapat terwujud.
Pada tanggal 29 April 1980, Austin dan kelompok peduli sesama dari DPS menyambut Crhis dengan 3 mobil polisi dan sebuah motor polisi yang dikendarai oleh Frank Shankwitz. Lalu Chris diajak berkeliling kota dengan halikopter polisi. Dan hari itu juga Chris diambil sumpah sebagai anggota kehormatan petugas patroli DPS yang pertama dalam sejarah negara.
Tidak berhenti sampai di situ, keesokan harinya, Cox meminta bantuan perusahaan yang membuat seragam polisi untuk membuatkan seragam khusus untuk Chris. Pemilik toko dan 2 penjahit bekerja sepanjang malam untuk menyelesaikannya. Para polisi memberikan seragam untuk Chris pada tanggal 1 Mei. Chris sangat gembira. Pada hari itu juga mereka mengatur tes kemahiran sepeda motor agar Chris bisa mendapat pin wings di seragamnya. Tidak perlu dikatakan lagi, Chris lulus ujian sepeda motor walau dengan sepeda motor bateraynya.
Pada tanggal 2 Mei, Chris kembali ke rumah sakit. Dan keesokan harinya Chris meninggal di rumah sakit dengan muka tersenyum dan seragamnya ada di dekatnya, karena impiannya menjadi kenyataan dan mendapatkan pengharapan, kekuatan dan sukacita yang datang dari menerima keinginannya.
Polisi DPS, Frank Shankwitz, sedih atas kematian teman kecilnya itu, tetapi bersyukur bahwa ia telah sempat membantu Chris. Dan ia juga sadar bahwa ada banyak anak-anak yang keadaannya serupa dengan Chris. Itu yang mendorong Frank Shankwitz untuk mendirikan Make-A-Wish Foundation bersama Linda Bergendahl-Pauling dan Scott Stahl. 20 tahun semenjak itu, Yayasan Make-A-Wish mewujudkan 80.000 impian anak-anak dengan kondisi medis yang parah.
THINGS TO LEARN:
Berbahagialah orang yang peduli dengan sesamanya, apalagi dapat memberi nilai tambah bagi kehidupan mereka, seperti yang dilakukan Make-A-Wish. Hal yang sama telah dilakukan oleh Pdt. Daniel Alexander dan Louise, istrinya, dalam pelayanannya di kota Nabire, Papua. Hatinya dipenuhi belas kasihan untuk masa depan orang Papua. Di kota ini, ia membangun rumah sakit, sekolah dengan pola asrama bagi anak-anak di Papua tanpa bayar.
Ada banyak orang di sekitar kita yang membutuhkan jamahan dan bantuan kita. Kita mungkin tidak punya banyak uang, tetapi kita dapat memberi diri kita untuk melayani mereka. Kita bisa bisa membantu orang lain mewujudkan impian mereka dan menjadikan mereka seseorang yang berarti. Kita tidak dapat hidup untuk diri kita sendiri. Bayangkan mereka yang hidup bagi dirinya sendiri, yang selalu berusaha memperoleh keuntungan dan mencari kesenangan pribadi. Bandingkan dengan mereka yang memberi diri bagi orang lain. Manakah di antara mereka yang memiliki ketenangan, dan sukacita dalam diri mereka?
Memberi adalah ukuran kasih yang sejati. Menerima orang lain sebagai suatu pribadi yang bernilai merupakan hal yang penting bagi orang Kristen. Selagi kita diberi kelebihan bantulah orang lain, semampu kita dan serahkan selebihnya pada Allah dalam doa, agar mereka menjadi seseorang. Karena Yesus sendiri mengatakan, "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." Mat. 25:40.
WISDOM WORDS:
John C. Maxwell: "Tak ada yang lebih berharga - atau lebih besar imbalannya - daripada memberi nilai tambah bagi kehidupan sesama."
George Bush: "Gunakan kekuatan untuk menolong orang lain. Karena kita telah diberi kekuasaan tidak untuk mengejar tujuan kita sendiri atau untuk membuat sebuah pertunjukan yang hebat di dunia ataupun untuk sebuah nama. Tetapi, untuk satu kegunaan kekuasaan adalah untuk melayani sesama."
johannes_djing Ministry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar