Menjelang tengah malam pada tanggal 29 Desember 1972, pesawat Eastern Airlines dengan nomor penerbangan 401 sedang mendekati bandara Miami dalam keadaan normal. Pesawat tersebut membawa 163 penumpang beserta 13 awak pesawat. Kelihatannya persiapan pendarat itu berjalan normal-normal saja. Sampai tibalah saatnya pilot harus menurunkan roda pesawat. Lampu penunjuk tanda roda sudah turun, tetapi ternyata tidak menyala. Karena proses pendaratan berlangsung di atas Florida Everglades, sama sekali tidak ada cahaya dari luar yang bisa membantu melihat rodanya sudah turun atau belum.
Keputusan harus segera diambil. Pasalnya, kalau tidak ada kepastian bahwa rodanya sudah turun dan masih dalam keadaan terkunci, pendaratan akan sangat berbahaya. Akhirnya kapten memutuskan untuk terbang memutar agar bisa memiliki waktu untuk membuat perkiraan secara manual.
Pilot dan awaknya tahu bahwa hanya ada dua kemungkinan penyebab lampu penunjuk tidak menyala. Kemungkinan pertama adalah roda pendaratannya itu memang belum turun dan masih terkunci. Kemungkinan kedua adalah bohlam lampunya rusak atau mati. Para pilot mulai memeriksa lampunya. Mereka juga menggerak-gerakkan lampu penunjuk itu. Harapannya, siapa tahu lampu itu bisa menyala. Tapi, ternyata tidak. Akhirnya diputuskan untuk mengganti lampunya. Tujuannya adalah untuk melihat apakah kalau diganti akan ada perubahan. Mereka terlalu terfokus pada usaha menggantikan lampu yang rusak dan tidak menyadari bahwa fungsi auto pilot tanpa sengaja dinonaktifkan dan ternyata pesawat itu mulai menurun. Tiba-tiba saja, pesawat dengan nomor 401 penerbangan itu jatuh di daerah Eveglades, kurang lebih 30 kilometer dari bandara Miami!
Semua yang ada di cockpit begitu fokus pada lampu yang hanya berharga 3 dolar, sehingga tidak ada yang menyadari bahwa mereka sedang menerbangkan pesawat.
Malam itu ke 96 penumpang dan lima awak pesawat tewas dalam kecelakaan, hanya karena para pilot tidak memperhatikan prioritas. Mereka mengalihkan perhatiannya pada sesuatu yang mendesak, sehingga lupa akan hal yang penting!
THINGS TO LEARN:
Dalam kehidupan kita ini, terkadang aktivitas kerja atau hal-hal yang sepele dapat mengaburkan prioritas hidup kita, sehingga kita terjerumus pada suatu pola rutinitas bahkan lebih parahnya lagi, hal itu dapat menjauhkan kita dari Kehendak Tuhan. Nah, pertanyaannya apa yang menyebabkan kita beralih dari prioritas utama kita? Apa yang menyebabkan kita tidak fokus pada prioritas utama? Mungkin:
- Rasa kuatir,
- Sakit hati,
- kesombongan,
- Harta benda,
- Hedonisme... atau hal-hal lainnya?
Ingat: Yesus mengajarkan kepada kita, agar menempatkan kehendak Bapa menjadi prioritas utama dalam hidup kita, seperti tertulis pada nats di atas.
Hubungan dengan Tuhan hendaklah menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Dengan cara demikian, sikap hati, pikiran dan tindakan kita akan mempengaruhi hari-hari kita. Menempatkan prioritas yang tepat akan membantu jalannya hidup kita. Kalau kita salah menempatkan prioritas yang utama, maka akan berdampak pada masa depan kita.
Pdt. Jerimia Rim, alm. (pendiri Gereja Kristen Perjanjian Baru), pernah mengatakan ada 4 aspek yang menjadi prioritas dalam kehidupan kita:
Hubungan dengan Tuhan hendaklah menjadi prioritas utama dalam hidup kita. Dengan cara demikian, sikap hati, pikiran dan tindakan kita akan mempengaruhi hari-hari kita. Menempatkan prioritas yang tepat akan membantu jalannya hidup kita. Kalau kita salah menempatkan prioritas yang utama, maka akan berdampak pada masa depan kita.
Pdt. Jerimia Rim, alm. (pendiri Gereja Kristen Perjanjian Baru), pernah mengatakan ada 4 aspek yang menjadi prioritas dalam kehidupan kita:
- Aspek rohani,
- Aspek pribadi dan keluarga,
- Aspek bisnis/profesi/pekerjaan,
- Aspek pelayanan.
Prioritas ini jangan dibolak balik dalam kehidupan kita, begitu kita balik, maka hasilnya akan berbeda dan kita semakin jauh dari Kehendak Tuhan. Kalau kita memprioritaskan Kerajaan Allah dan Kehendak Tuhan artinya kita telah menempatkan hal-hal lain di dalam sudut pandang yang benar. Dan Tuhan Yesus layak mendapat prioritas utama dalam hidup kita, karena Dialah "Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan." (1Tim. 6:15). Mari cek dan ricek dalam diri kita, apa prioritas hidup kita hari ini dan masa yang akan datang?
WISDOM WORDS:
Vernon Grounds: "Jika kita memprioritaskan hubungan kita dengan Tuhan Yesus Kristus, maka Dia akan membentuk kita menjadi umat yang sesuai dengan kehendak-Nya."
Henry Drummond: "Akhir dari kehidupan bukanlah untuk menolak diri sendiri, juga bukan untuk menjadi benar, bukan untuk melakukan 10 Perintah Tuhan - hanya melakukan kehendak Tuhan."
johannes_djing Ministry
Sumber cerita:
Jim Dornan - "Piano On The Beach".
WISDOM WORDS:
Vernon Grounds: "Jika kita memprioritaskan hubungan kita dengan Tuhan Yesus Kristus, maka Dia akan membentuk kita menjadi umat yang sesuai dengan kehendak-Nya."
Henry Drummond: "Akhir dari kehidupan bukanlah untuk menolak diri sendiri, juga bukan untuk menjadi benar, bukan untuk melakukan 10 Perintah Tuhan - hanya melakukan kehendak Tuhan."
johannes_djing Ministry
Sumber cerita:
Jim Dornan - "Piano On The Beach".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar