Ada suatu cerita:
Suatu ketika ada seorang kakek bijak sedang bermain-main bersama cucu-cucunya yang sudah remaja. Di sela-sela bermain, kakek bijak itu memberi sayembara kepada cucu-cucunya, bahwa barangsiapa yang bisa menggiring anak sapi masuk ke dalam kandang, akan mendapat hadiah. Serempak anak-anak itu bersemangat untuk memasukkan seekor anak sapi ke dalam kandang. Namun semakin anak-anak itu bersemangat dengan sekuat tenaga mendorong, anak sapi tidak mau bergerak maju dan bertahan di tempatnya.
Beberapa saat kemudian, akhirnya, anak-anak itu menyerah, karena tidak sanggup mendorong sapi untuk masuk ke dalam kandangnya. Lalu dengan santai kakek bijak itu menghampiri mereka dan berdiri di depan sapi itu. Dan selanjutnya, memasukkan satu jarinya ke dalam mulut sapi. Entah karena terpikat oleh jari yang masuk ke dalam mulutnya atau karena rasa aman, akhirnya anak sapi itu dengan tenang mengikuti kakek itu masuk ke dalam kandangnya.
Kakek itu lalu memberi nasihat bijak kepada cucu-cucunya, "Memotivasi orang kadang sama seperti anak sapi ini. Kita bisa mendorong dan memaksa mereka, namun mereka tetap tidak bergerak. Tapi, berilah mereka satu alasan yang baik, sesuatu yang akan menguntungkan mereka, dan mereka akan bersedia mengikutinya dengan sukacita. Orang bisa melakukan banyak hal karena alasan mereka sendiri, bukan alasan kita. Dan alasan itu bersifat emosional yang dibangkitkan oleh perasaan dan kesadaran mereka sendiri."
THINGS TO LEARN:
Memotivasi seseorang tidak semudah kita mengucapkan suatu kata. Dan memotivasi orang tidak harus dengan kata-kata, karena tanpa perkataanpun orang akan mengikuti kita. Pertanyaannya: apa yang membuat sesorang mengikuti apa yang kita inginkan untuk dilakukan? Jawabannya sederhana KASIH.
Orang akan mengikuti apa yang kita inginkan, karena kasih yang ada dalam diri kita dan bukan karena terpaksa. Mereka melihat kasih yang ada dalam diri kita bukan perkataan kita. Sehingga terkadang tanpa perkataanpun seseorang akan dimenangkan, karena mereka melihat teladan kasih yang ada dalam diri kita.
Berbicara tentang teladan apakah kita sudah menjadi teladan bagi orang-orang di sekitar kita? Apakah kasih kita dapat dirasakan oleh orang lain yang melihat kita? Sehingga kita bisa berkata, "Saudara-saudara, ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu" Flp. 3:17. Seperti ayat di atas, marilah kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
WISDOM WORDS:
Marthin Luther: "Kita tidak dibenarkan karena melakukan perbuatan-perbuatan benar; melainkan ketika dibenarkan, kita melakukan perbuatan-perbuatan benar."
Teresa from Avila: "Tuhan kita lebih memedulikan kasih yang kita berikan untuk melakukan pekerjaan kita dari pada pentingnya pekerjaan kita."
johannes_djing Ministry
Kunjungilah blog kami :
http://5menitrenungan.blogspot.com/
Sumber:
http://www.trainingstc.com/wp-content/uploads/2010/06/leadership-2.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar