5 menit renungan

5 menit renungan

Selasa, 29 Juni 2010

KOMPETISI Vs MURAH HATI

Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Luk. 10:33.


Eugenio Monti (23/01/1928 - 01/12/2003) adalah pemain kereta luncur dari tim Italia. Pada Olimpiade Musim Dingin 1964 di Innsbruck, Monti membuat sebuah sejarah dalam suatu perlombaan yang penuh dengan persaingan yang ketat, yaitu menolong pesaingnya.

Pada putaran pertama pada Olimpiade itu, tim Italia mendapat angka tinggi. Yang bersaing ketat dengan tim Inggris, Tony Nash dan Robin Dixon. Pada putaran kedua, Monti dan rekan setimnya, Sergio Siopaes, mendapat urutan pertama untuk meluncur. Saat itu, semua penonton yakin bahwa tim Italia akan mampu memenangi medali emas.

Namun pada saat tim Inggris sedang mempersiapkan diri untuk melakukan luncuran putaran kedua, mereka mempunyai problem, di mana ada sebuah baut as belakang mereka pecah pada luncuran putaran pertama dan mereka tidak mempunyai baut pengganti. Nash dan Dixon patah semangat dan tidak punya pilihan lain, selain keluar dari perlombaan. Tetapi Monti yang sudah selesai meluncur dan berada di kaki bukit mendengar apa yang dialami oleh tim Inggris. Ia melakukan sesuatu diluar dugaan semua orang, Monti melepaskan sebuah baut as belakang kereta luncurnya sendiri, dan mengirimkannya ke atas dan diberikan kepada pesaingnya. Segera Nash dan Dixon memasang baut itu dan melakukan luncurannya... Tim Inggris, Nash dan Dixon, berhasil memenangi medali emas, sedangkan Monti dan Sergio berada di peringkat ketiga.
Setelah itu peristiwa itu, pers dan publik Italia mengkritik keras atas tindakan Monti tersebut. Namun Monti menjawab semua orang, "Nash tidak menang karena saya memberi baut. Nash menang karena ia meluncur dengan cepat." Tapi itu bukan satu-satunya tindakan kemurahan hati Monti yang tanpa pamrih terhadap pesaingnya. Dalam kompetisi kereta luncur empat orang, tim Kanada yang dipimpin Vic Emery, juga mengalami as kereta luncur yang rusak dan akan didiskualifikasi. Namun sekali lagi, Monti datang dengan suku cadangnya untuk menyelamatkan tim Kanada. Kereta luncur mereka segara diperbaiki dan tim Kanada memenangkan medali emas. Kembali Monti dan timnya mendapat peringkat ketiga.

Atas sikap kemurahan hati dan sportifitasnya itu, Monti mendapat medali Pierre de Coubertin, salah satu penghargaan paling mulia yang diberikan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) kepada atlet Olimpiade yang menunjukkan semangat sportifitas di acara Olimpiade. Medali ini diresmikan pada tahun 1964 juga.


THINGS TO LEARN:

Apa yang dilakukan Monti adalah suatu tindakan yang luar biasa di tengah suatu perlombaan yang penuh kompetisi. Kehidupan di dunia ini penuh diselimuti dengan kompetisi. Semua berlomba-lomba menjadi yang terunggul. Kita lihat tim sepak bola dari masing-masing negara berkompetisi untuk merebut tropi FIFA World Cups 2010, semua stasiun TV berkompetisi menyajikan siaran untuk menarik pemirsa, demikian pula dalam dunia bisnis antar perusahaan berkompetisi untuk merebut hati konsumennya. Tidak salah! Itu memacu kita agar menjadi yang terbaik.

Dalam perikop Luk. 10:25-37, orang Samaria yang murah hati, di mana dalam kehidupan orang Yahudi saat itu adalah sangat "berkompetisi" orang Samaria. Orang Yahudi umumnya memandang rendah orang Samaria, sebab mereka merupakan keturunan dari orang bukan Yahudi dan karena cara beribadah mereka berbeda dengan cara beribadah orang Yahudi ortodoks. Pada saat ada sesama orang Yahudi yang sedang menderita, baik imam maupun orang Lewi, yang notabene juga orang Yahudi, mereka tidak memiliki belas kasihan dan kemurahan hati untuk menolong sesamanya itu. Namun, orang Samaria yang dipandang hina oleh bangsa Yahudi, justru datang menolong dan membiayai perawatan orang Yahudi yang malang itu.

Perumpamaan ini menekankan bahwa dalam iman dan ketaatan yang menyelamatkan terkandung belas kasihan dan kemurahan hati kepada mereka yang membutuhkannya. Kita dipanggil untuk mengasihi TUHAN, namun di dalamnya terkandung juga makna untuk mengasihi orang lain juga (ay. 27 dan 37). Dalam 1Yoh. 3:16-20 ditegaskan pula, "Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?..." Marilah pada hari ini dalam situasi yang penuh kompetisi untuk menjadi yang terbaik, kita sebagai anak-anak TUHAN tetap memiliki belas kasihan dan kemurahan hati kepada orang-orang yang memerlukan bantuan.


WISDOM WORDS:

Bill McCartney: "Kita tidak datang untuk saling bersaing. Kita datang untuk saling melengkapi."
D.L. Moody: "Lakukan semua kebaikan yang Anda dapat perbuat, kepada semua orang yang dapat Anda berikan, dengan semua cara yang dapat Anda tempuh, selama mungkin yang Anda bisa kerjakan."


johannes_djing Ministry


Sumber:
Wikipedia
http://en.wikipedia.org/wiki/Eugenio_Monti
http://en.wikipedia.org/wiki/Bobsleigh_at_the_1964_Winter_Olympics

Tidak ada komentar:

Posting Komentar